TERAPI WICARA
Speech atau wicara
adalah suatu tingkah laku manusia yang bersifat individual untuk
melakukan komunikasi yang berlandaskan pada pikiran dan perasaan,
diexpresikan melalui aturan system bunyi bahasa dengan mempergunakan
system bunyi bahasadengan mempergunakan alat – alat wicara.
Speech Pathology adalah
ilmu yang mempelajari perubahan – perubahan anatomi hingga fisioligi
serta hasil produksinya yang berupa lambang – lambang bunyi bahasa yang
berdasarkan aturan – aturan yang berlaku.
Terapi Wicara adalah suatu propesi yang menangani gangguan komunikasi secara verbal maupun non verbal yang di sebabkan oleh berbagai faktor.
Gangguan Komunikasi
adalah seseorang yang mengalami keterbatasn dalam bahasa dan bicara.
Biasanya disebabkan karena gangguan neuromuskuler, psikogenik
Hakekat komunikasi adalah suatu proses yang mengandung dua system yaitu encoding dan decoding.
Hakekat bahasa adalah merupakan suatu lambang bunyi yang bersifat arbriter yang di gunakan oleh manusia untuk berkomunikasi.
Bahasa
adalah rangkaian symbol linguistic yang tersusun secara sistematik dan
mengandung pengertian bilamana diexpresikan secara verbal.
Proses terjadinya Bicara
· Respirasi
· Fonasi
· Artikulasi
· Prosodi
· Resonansi
Alat – alat bicara
· Paru – paru
· Trakea
· Larynx ( pangkal tenggorokan )
· Pita suara ( vocal cord )
· Epiglottis
· Lidah
· Gigi
· Uvula ( anak tekak )
· Mulut
· Langit – langit
Sejarah TW di INDONESIA
Pada awalnya pada tahun 1970 di adakan kursus SP.CORRECTION A
dan B selama 6 bulan yang pesertanya banyak di ikuti oleh guru SLB
Jakarta, sebagai pencetus ide sekaligus staf pengajar seorang Linguistik
dari Belanda yang bernama L.C. De-Vreede Varekam.
Karena banyaknya penderita gangguan wicara, kursus tersebut
ditingkatkan menjadi Akademi Terapi Wicara pade tahun 1973 dengan
lulusan D3 terapi wicara di Jakarta.
Pembagian Jenis – jenis kelainan
Pembagian berdasarkan pengertian bahwa gangguan komunikasi
verbal adalah suatu proses perkembangan bahwa didalam komunikasi verbal
mengandung unsur aturan – aturan bahasa, wicara, irama kelancaran dan
suara.
· SP I
Gangguan komunikasi verbal yang meliputi kelainan fungsional, morfologi dan neurologis
a. Disaudia
Gangguan
komunikasi yang disebabkan karena tidak berfungsinya organ pendengaran /
tunarungu. Masalah yang di timbulkan akibat tuna rungu adalah
- Persepsi auditif
- Bahasa dan komunikasi
- Kognitif dan intelektual
- Pendidikan
- Social dan emosi
b. Dislogia
Gangguan komunikasi yang disebabkan karena tidak berkembangnya fungsi mental intelektualnya, seperti cerebral palsy,Down Syndrom, Retardasi Mental, Autism
c. Disglosia
Gangguan komunikasi yang disebabkan karena kelainan struktur organ artikulasi, seperti Cleft palate ( celah langit - langit ), cleft lip ( celah bibir ), dental anomall, maloklusi, mikroglossia.
d. Disartria
Gangguan komunikasi yang disebabkan karena kerusakan system neuromuscular, seperti disartria attaksid, disartria spastic, disartria miogen, disartria hypotonus,dll
e. Dislalia
Gangguan komunikasi yang disebabkan kesalahan meniru atau faktor lingkungan, tetapi tidak adanya kerusakan pada system saraf.
· SP II
Afasia
adalah suatu bentuk gangguan komunikasi akibat ketidakmampuan
menggunakan bahasa yang disebabkan karena kerusakan system syaraf.
a. Afasia perkembangan / disfasia
Gangguan perkembangan bahasa yang ditandai dengan adanya gangguan pemahaman reseptif dan ekspresif.
b. Afasia Dewasa
Gangguan pemahaman bahasa reseptif dan ekspresif pada pasien post stroke.
· SP III
a. Disfonia
Gangguan
komunikasi yang disebabkan karena kerusakan pada organ suara yang di
tandai dengan gangguan kwalitas suara, seperti Harsness, Hoarness,
Breathiness.
b. Afonia
Gangguan komunikasi yang disebabkan karena hilangnya kemampuan suara.
Kedua hal ini biasanya disebabkan adanya tumor,trauma,tyroid.
· SP IV
a. Stuttering
Ketidaklancaran komunikasi yang ditandai dengan adanya penahanan dan perpanjangan pada saat berbicara
b. Cluttering
Gangguan
irama kelancaran yang dikarakteristikan pada kecepatan / ketidak
tentuan rentang pada saat berbicara , gejalanya gangguan bahasa ,
fonologi, dan lemahnya perhatian.
(sumber PTW,Akademi Terapi Wicara Poltekkes Surakarta )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar